Blog Me

◄O► WELCOME TO WINIE BLOG ◄O► CORETAN TAK BERMAKNA ◄O► SEMOGA BERMANFAAT ◄O►

Senin, 28 Oktober 2013

Perjalanan Pulang...

Rindu kita pertama kali mungkin adalah hal yang paling tidak kita sadari. Betapa perasaan kita satu sama lain berbaur dengan sekat tipis bernama pesan-pesan singkat yang lalu lalang setiap hari. Mungkin kita terlalu bisu pada tatap mata yang tak pernah bertemu. Mungkin kita masih memungkiri hati dan mengharapkan bukan ini yang terjadi. juli...

Waktu terbuang kita adalah kata-kata yang lebur pada udara dan lenyap di senyap hari yang berganti. Menunggu, menunggu pemiliknya menyadari ada sesuatu, ada rindu. Februari.....

Bukan jawaban yang kita inginkan sebenarnya. Bukan itu. Hanya saja kita berdua sudah tidak bisa lagi membohongi diri kita sendiri. Ada rasa yang diam-diam sudah menempati hati kita masing-masing, mungkin, kita sedang saling ingin melupakan diam-diam. Agustus...

Sapamu pada setiap pagi serupa biru pada langit dan temaram pada saat gemintang. Rasa ini terlalu sederhana sebenarnya untuk kita ceritakan pada dunia. Tapi sudahlah, itu tak penting. Adamu, itu yang utama. Maret....

Selanjutnya aku adalah manusia yang menanti-nanti hari saat jarak kita menjadi tiada. Absurd rasanya merasakan rindu tanpa bisa kau katakan. Sungguh kekanak-kanakan. Selanjutnya aku belajar bahwa ternyata rindu tak perlu selalu terkata. Kamu sudah tahu, aku merindukanmu. Cukup.

Kita adalah pejalan waktu yang tiada ingin berlama-lama memunggungi waktu. Kita berdua berusaha mengenggam apa yang menjadi mimpi dan harapan-harapan kita. Tersenyum pada doa, yang kuat-kuat kita hujamkan.

Pertengkaran pertama kita. Mungkin, sangat mungkin aku menyakitimu. Kamu berjalan berbalik arah tanpa berbicara sedikit pun. Itu sudah cukup membuatku ingin berteriak, "jangan pergi, tetap di sini!". Namun aku kelu. Perempuan sungguh selalu begitu. Dan pasti kamu berpikir, aku perlu waktu sendiri, kamu salah.

Senja berwarna namun bagiku semua hitam. Hanya ada hitam pada langit yang memerah perlahan. Aku enggan. Tak ada kabarmu, hidupku sakit.

Ketika dunia sedang tak memihak, apakah kamu merasakan kerinduan yang sama? Keheningan sesungguhnya sangat menyakitkan.
Terima kasih kenangan, pada setiap sisimu ada matanya yang tak lelah menatapku. Pagi hari seolah ruang, di mana aku bisa menemukan sosokmu pada setiap sudut rumahku. Pada setiap sudut kelopakku. Kita tak bisa saling menjauhkan hati kita. Kita adalah bahagia untuk satu sama lain, jadi tak ada alasan kita saling menyakiti.

(By : Winnie Adawiyah)


Selasa, 16 Juli 2013

-Pertemuan, Kita-

By : Wini Adawiyah
==============

Aku menantimu di halte tak jauh dari taman tempat kita sering berlama-lama menghabiskan waktu pulang sekolah, dulu. Sesuai pesan singkatmu, aku harus tiba tepat waktu, pukul delapan pagi. Sementara pagi pukul delapan terus berlari bersama menit-menitnya, lalu para pejalan kaki nampak sibuk mengejar aktivitasnya masing-masing, tiada tanda-tanda kamu akan tiba.

" Pagi, Nona, , sudah tiba ya? Kamu nampak manis hari ini, aku di warung dekat halte ya, see you... " (Panji)

Ini kamu ada apa ya, tiba-tiba hobi main detektif-detektif begini. Tak biasanya. Aku dan dia berjarak, jarang sekali bertemu. Pertemuan bagi kami adalah hal yang mahal harganya. Lalu, setelah giliranku datang mengunjungi kotanya, ada surprise yang tak kusangka. Biasanya, dia datang menjemputku, tapi tidak kemarin, aku dijemput taksi, lalu menginap di tempat biasa memang, tapi ini tak pernah terjadi sebelumnya.

Baik, aku merasa tertantang dan penasaran, apa sih mau dia kali ini.

Warung dekat halte yang dikatakan olehnya belumlah ramai pagi itu. Hanya ada dua orang bapak paruh baya yang tengah menikmati kopi hitamnya. Kamu dimana? Sungguh kesal rasanya. Aku memutuskan untuk diam dan baru akan memesan segelas teh, ketika ibu warung menyapaku ramah.

" Mbak Lily? ini tehnya, tadi mas yang baru saja pergi titip pesan, katanya teh ini untuk mbaknya, dan ini ada kertas titipan dari mas itu mbak..."

Aku hanya tersenyum dan menggangguk. Kamu, memang selalu ada-ada saja. Tapi kali ini, sungguh. Mungkin raut mukaku ini sudah mirip kepiting rebus, merah padam, tapi bukan karena malu, karena kesal. Iya.

Aroma teh dan kehangatannya meredakan kesalku. Secarik kertas yang sedikit lusuh kubuka perlahan.

" Selamat menikmati secangkir teh hangat, jangan cemberut, kamu nampak jelek :D Ada aku menunggumu, di ujung taman, can't wait to see you, Ly.. "  (Panji)

Tiba-tiba senyum tersungging di sudut bibirku. Kamu memang selalu penuh kejutan. Berharap, permainan ini akan segera menemukan akhir, kuhabiskan segera teh di hadapanku. Kamu di mana? Mengesalkan, kamu tak tahu rindu itu sudah ingin segera dikatakan?

Setengah berlari ku hirup berjuta udara ke dalam rongga alveolusku. Tali sepatu ketsku sepertinya copot, tapi aku sudah tak peduli. Aku bisa merasakan, kamu sudah dekat.

Taman yang sederhana, hanya ada bangku-bangku kayu yang dicat ulang. Matahari pukul setengah sembilan pagi masuk dengan leluasa di sela-sela rindang pepohonan. Sampai juga sinar hangatnya pada tanah yang ditingkahi daun-daun yang berguguran. Aku mencari sosokmu.

Pada salah satu bangku taman tersandar sepeda kumbang yang sangat klasik. Sepertinya aku pernah melihat sepeda ini, tapi di mana, aku sedikit lupa. Tak ada siapa-siapa, hanya ada suara desir angin membelai lembut ujung kerudungku. Kamu di mana sih? Kuperhatikan dengan seksama si sepeda kumbang, sambil mengingat-ingat.

" Lupa ya, itu sepeda abah.. "

Aku sontak membalikkan badan, dan dengan setengah berteriak kumaki orang yang baru saja muncul di depanku.

"Maaf ya, tapi suka kan dengan kejutannya? Sekali-kali tidak dijemput, tak diantar, tak diistimewakan, tak apa kan? Ternyata, kamu tetap sama, istimewa, buktinya mau datang, dan sabar mengikuti permainan isengku, hehe .. " 

Kubalas ucapannya dengan mataku yang membelalak kesal. Aku tahu dia paling takut dengan ini.

Cara kita merayakan pertemuan di sela jarak, mungkin beragam. Aku tak pernah ingat sudah berapa banyak kebaikanmu terasakan olehku, yang pasti aku selalu merasa paling istimewa di antara bermilyar penghuni dunia. Aku selalu dapat merasakan sorot matamu hanya tertuju padaku. Kamu romantis, dengan caramu sendiri, dan aku suka.

" Jadi, kita mau ke mana ini? cuma gini doang? Ngga seru banget..", ujarku.

" Nantangin, suka belagu sih, sini naik aku boncengin, kita ke rumah ketemu abah, beliau kangen calon menantu katanya... "

==========================

Terkadang, kata-kata memang bukan perantara yang tepat untuk mengungkapkan bahagia. Lengkung pelangi yang terlukis di wajah kita pun tak pernah cukup mampu menunjukkannya.

Derai tawa kita beterbangan ke udara lalu semesta menangkapnya, gerimis pagi hari di kotamu. Hati kita sesungguhnya tak pernah berjauhan. Ada bahagia yang saling merekatkan. Iya, kita bahagia.




Kamis, 04 Juli 2013

Memahami Kenangan

Dia melangkahkan kaki tak tergesa lagi
Sepertinya hujan sedikit meredakan hatinya

Dari kejauhan, bayangnya mulai menghilang
lalu jendela kamar di tutupnya dengan senyuman

Kenangan, belajarlah memahaminya
yang pergi tak akan kembali
jadi biarkan saja
yang hilang tak akan berbilang
jadi relakan saja

Kenangan akan datang sesaat
Bersama bayang yang meredup

Yang tak pernah benar-benar hilang
itulah kenangan

Dengannya kini, : Mari membuat kenangan-kenangan baru, yang lebih indah :)

(senja110889)

Kamis, 27 Juni 2013

Kata Rindu

Aku ingin sebanyak-banyak menuliskan namamu
Pada pagi, senja, dan malam hari
Aku ingin mengeja setiap huruf pada namamu
Agar sampai rindu yang tak pernah habis ini

Aku hanya takut tak punya cukup waktu

Untuk dapat mengatakan rindu

Aku mau menyimpan saja rindu ini rapat-rapat

Hingga tiba saatnya aku menatap matamu lekat

(Senja bulan Juni, saat rindu tak selalu harus terkatakan)

Senin, 27 Mei 2013

Padamu, lentera hati




Aku kirimkan sejumput rindu. 
bagimu yang jauh terlebur asa namun masih terbawa do'a. 
Bagimu pangeran yang senantiasa hadir mengisi relung jiwa, yang sekarang menjelma menjadi tetes air mata.
Saat rindu meleleh dalam bait sujud pada malam-malam mustajab. 
Saat do'a bertemu pada satu kenikmatan ruhaniah.
PadaNya-lah kutitipkan perjumpaan yang belum usai. 
Ma'afkan!
Kukaitkan asa untuk bersama. 
Kupasrahkan do'a dan nada sumbangsih tawa-tawa liar tak terlena. 
PadaNya pula ku ingin kau menjadi sosok menakjubkan di susah,senangku. :)

Terimakasih telah mengenalkanku dunia sebaik dan seindah ini. 
Terima kasih telah membawaku pada petualangan hari yang begitu menyenangkan.
Terimakasih telah memperlihatkan apa itu ketulusan cinta.

 
Subhanallah....
Mata sayu'mu...
Senyum manis'mu...
ringkih gerak dan bahasa tubuh'mu yang ambigu,
Semangatmu..., dan semua hal tentang kita...
seketika, harus samar kah?
seketika, menjadi tumpah ruah yang akan menjadi jejak yang hanya menjadi sejarah di kotak kenangan kah?
Entah...

Aku masih terhenyak,
Tubuhku masih gemeteran,
Akalku buntu,
Ma'afkan aku... Ma'afkan aku...

Aku dan kamu belum menemukan jalan untuk kita melangkah bersama di dunia.
Nanti, bila aku tiada lagi terlihat memperhatikan mu, 
bukan berarti aku berhenti memperdulikan mu, 
Aku hanya kembali menyerahkan mu pada Rabb kita, 
karena Rabb adalah yang paling perduli padamu, padaku.  

Ma'afkan aku......


Kamis, 18 April 2013

Sebuah Kisah yang Sama

                                                                                 By : Wini Adawiyah

Ini, tentang debar yang kerapkali kurasakan di dada kiriku,
Mengetuk-ngetuk tanpa mengenal waktu...
Ini tentang rindu yang bergejolak,
Merintih tiap waktu agar digenapi dengan sang pemilik hati.
Nyatanya, cinta tak juga mempertemukan kita
Masih ada dinding tinggi tak kasat mata memisahkan kita pada jarak yang tak berujung




Mungkin saja, kita pernah berjumpa di suatu persimpangan
Lalu kembali menjadi asing ketika waktu tak membekukan jarak di antara kita

Ini masih sama
Tentang gadis yang menunggu kapan pangeran berkudanya akan datang
dan ini masih kisah yang sama tentang hati yang tak pernah lelah menunggu...


(Wie_Senja110889)

Pertemuan Kita yang Klasik

                                                                             By : Wini Adawiyah
Ada berapa banyak arti yang terdapat di dalam kata ma'af?
kesedihan dan luka...
kesalahpahaman dan pertobatan...
penyesalan dan rujuk...
Tak terhitung banyaknya perasaan yang bercampur di dalamnya...
 aahh...., sejenak, "Wanita itu" ingin menunda kata ma'af itu untuknya,

tak... tak... tak...., jarak 100 meter'pun, aku bisa merasakan kedatangannya :)

"kau tak banyak berubah..." ujarku dalam hati.

melihatnya kembali, dengan langkah lembutnya membuat rasa bersalah itu timbul...
jika saja aku mampu menhitung detakan jantungku sendiri saat langkah itu mulai mendekat,
mungkin, detakannya melebihi detakan nadiku sendiri...
tapi sayangnya...., aku tak mampu lakukan itu!
aahh.... terlalu klasik!


Sampai beberapa saat setelah perbincangan itu...
aku menyadari, dapat ku membaca, ada banyak kata di benaknya. 
yang mungkin sudah lama ingin pria itu utarakan...

Pria itu...
dengan gagah dan beraninya, dengan warna ketulusan dimatanya, menatap mata "wanita itu" dalam-dalam..., lewat kata singkat, dia'pun berbisik : 

" Bisakah kau berada di sisiku kembali, Mikha? bisakah kita membangun kembali pondasi rumah kita yang sudah tertunda begitu lamanya, Mikha?"

ooohhh........Tuhan, yang di bicarakan pria itu adalah Cinta.

(Wie_Senja110889)

bila senja malam bicara...

bila senja malam bicara...